Blog Archive

Monday, June 20, 2016

URGENSI GURU PAI DALAM MEMINIMALISIR KENAKALAN PADA REMAJA



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA
Kenakalan remaja yang semakin meningkat menjadi masalah yang penting saat ini. Kenakalan remaja menurut ahli sosiolog Kartono, Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial sehingga mereka berperilaku menyimpang. Menurut Santrock, kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal. Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
  1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
  2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
  3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang pada remaja yang disebabkan oleh beberapa faktor internal maupun eksternal sehingga tidak dapat diterima oleh kelompok sosial masyarakat tertentu sehingga menyebabkan keonaran dalam masyarakat dan menyebabkan masalah sosial di  dalam masyarakat.
B.     PENYEBAB KENAKALAN REMAJA
Kenakalan remaja saat ini menjadi masalah yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Masalah ini menjadi perhatian karena dapat mengganggu ketertiban sosial yang sudah teripta dalam masyarakat. Kenakalan remaja banyak terjadi di dalam masyarakat baik itu di kota maupun di desa. Beberapa contoh kenakalan remaja yang terjadi masa kini antara lain:
  1. Tawuran antar sekolah
  2. Membolos
  3. Geng motor
  4. Narkotika
  5. Seks bebas
  6. Perkelahian antar pelajar
  7. Melawan orang tua atau guru
  8. Merusak fasilitas umum
  9. Judi, dll.
Perilaku menyimpang atau kenakalan remaja dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu:
  1. Dilinkuensi individual
Perilaku menyimpang yang berupa tingkah laku criminal yang merupakan gejala personal dengan ciri khas “jahat” yanh disebabkan oleh prodisposisi dan kecenderungan penyimpangan tingkah laku psikopat, neourotis, dan anti sosial.
  1. Delinkuensi situasional
Penyimpangan dipengaruhi oleh berbagai kekuatan situasional baik situasi yang berupa stimulasi sosial maupun kekuatan tekanan lingkungan teman sebaya yang semuanya memberkan pengaruh yang “menekan dan memaksa” pada pembentukan perilaku menyimpang.
  1. Delinkuensi sistematik
Perilaku menyimpang yang disistematisir, dalam bentuk suatu organisasi kelompok sebaya yang berperilaku seragam.
2.      Delinkuensi komulatif
Produk konflik budaya yang merupakan hasil dari banyak konflik kultural yang kontroversional dalam iklim yang penuh konflik.
Kenakalan remaja ini merupakan salah satu dampak dari kemajuan zaman saat ini. Akses komunikasi maupun internet yang tidak terbatas menyebabkan remaja mudah mengakses situs-situs porno yang dapat merusak moral remaja dan mengimbas pada munculnya kenakalan remaja. Selain itu pengawasan dari orang tua juga memegang peran penting dalam menanggulangi kenakalan remaja. Penyebab kenakalan remaja sangatlah kompleks, baik yang berasal dari dalam diri remaja tersebut, maupun penyebab yang berasal dari lingkungan, lebih-lebih dalam era globalisasi ini pengaruh lingkungan akan lebih terasa. Pemahaman terhadap penyebab kenakalan remaja mempermudah upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Upaya-upaya tersebut dapat bersifat preventif, represif, persuasive, dan koersif.
Penyebab dari kenakalan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
  1. Faktor internal (dalam)
    1. Reaksi frustasi diri
Semakin berkembangan modernisasi, pembangunan yang sangat pesat menyebabkan terjadinya peubahan sosial yang pesat juga. Perkembangan ini menyebabkan anak sulit untuk melakukan penyesuaian diri terhadap kondisi yang ada. Kesulitan penyesuaian diri ini menyebabkan frustasi pada diri anak dan ketegangan batin.
2.      Gangguan berfikir dan intelegensi pada diri remaja
Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan permasalahan hidup sehari-hari. Jika anak remaja tidak mampu mengoreksi pikiran-pikirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada, maka pikirannya terganggu dan dapat menyebabkan perilaku menyimpang pada remaja.
3.      Gangguan perasaan pada anak remaja  
Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan kebutuhan manusia. Jika semua tadi terpuaskan, orang merasa senang dan bahagia. Akan tetapi jika perasaan tersebut tidak dapat terpuaskan akan terjadi gangguan perasaan yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada remaja, sehingga dapat mendorong anak untuk berbuat menyimpang. Gangguan fungsi perasaan itu antara lain:
  • Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan yang meledak-ledak, tidak bisa dikekang.
  • Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus berganti-ganti dan tidak tetap. Sehingga anak remaja akan cepat marah, gelisah, tidak tenang dan sebagainya,
  • Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan oleh sejak kecil anak tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang, kelembutan, kebaikan dan perhatian.
  • Kecemasan merupakan bentuk “ketakutan” pada hal-hal yang tidak jelas, tidak riil, dan dirasakan sebagai ancaman yang tidak bisa dihindari.
  1. Faktor eksternal
    1. Lingkungan
Membentuk lingkungan yang baik merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi prilaku manusia, maka untuk menciptakan generasi yang baik kita harus menciptakan lingkungan yang baik dengan cara lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang sholeh, memilih teman yang baik, jika hal ini mampu kita lakuakan maka peluang bagi remaja atau anak untuk melakuakan hal yang negative akan sedikit berkurang.
  1. Keluarga
Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan pribadi remaja dan menentukan masa depannya. Mayoritas remaja yang terlibat dalam kenakalan atau melakukan tindak kekerasan biasanya berasal dari keluarga yang berantakan, keluarga yang tidak harmonis di mana pertengkaran ayah dan ibu menjadi santapan sehari-hari remaja. Bapak yang otoriter, pemabuk, suka menyiksa anak, atau ibu yang acuh tak acuh, ibu yang lemah kepribadian dalam atri kata tidak tegas menghadapi remaja, kemiskinan yang membelit keluarga, kurangnya nilai-nilai agama yang diamalkan dll semuanya menjadi faktor yang mendorong remaja melakukan tindak kekerasan dan kenakalan.
  1. Lingkungan sekolah yang tidak tenguntungkan
Di dalam kelas, anak atau remaja merasa dikekeng oleh aturan-aturan yang membuat mereka merasa terkekang meskipun dilain pihak ada juga anak yang mau aktif dan menjalankan aturan yang ada. Ada pula guru yang kurang berkompeten dalam mengajar, bahkan ada profesi guru yang dikomersialkan. Pengajar hanya menyampaikan materi tanpa mempedulikan perkembanagan kepribadian anak.
2.      Pengaruh pergaulan
Masa remaja merupakan masa dalam pencarian jati diri. Mereka akan mulai bergaul dan bersosialisasi dengan temannya. Pergaulan anak dapat membawa pengaruh dalam kenakalan remaja. Jika anak bergaul dalam lingkungan yang positif maka mereka akan berperilaku positif juga, dan jika anak salah bergaul dalam lingkungan yang negative maka mereka akan berperilaku yang negative pula.

C.    PERAN GURU AGAMA ISLAM DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Ada tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi (mendidik, mengajar, dan melatih), bidang kemanusiaan (menjadi orang tua kedua), bidang kemasyarakatan (mencerdaskan bangsa Indonesia. Keberadaan guru bagi suatu bangsa dan peradaban sangatlah penting. Terlebih lagi kemajuan zaman dengan tekhnologi yang semakin canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa bagi kehidupan, yang menuntut ilmu dan kualitas yang lebih tangguh. Kedudukan guru senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun diperlukan peran dan fungsi edukatifnya.
            Peran guru khususnya guru pendidikan agama islam sangat penting untuk kemajuan zama saat ini. Perkembangan zaman yang sangat pesat tentunya memberikan dampak positif maupun negatifnya. Pada era kemajuan iptek ini, perubahan global semakin cepat terjadi dengan adanya kemajuan-kemajuan dari Negara maju di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pekembangan zaman iki akan berdampak pada berubahnya pola perilaku masyarakat khususnya remaja saat ini. Dilihat dari dimensi usia dan perkembangannya, nampak bahwa kelompok ini tergolong pada kelompok “tradisional” (masa peralihan) yang bersifat sementara sehingga mereka mengalami gejolak dalam diri dalam mencari identitasnya.
            Guru memiliki waktu yang cukup panjang dalam bersosialisasi dengan anak. Mereka banyak menghabiskan sebagian waktu di sekolah. Meskipun dalam mencegah kenakalan anak yang paling penting adalah peran orang tua, tapi waktu anak banyak dihabiskan di sekolahan. Kenakalan remaja ini sering ditimbulkan oleh gejolak dari dalam diri mereka yang masih labil dalam mencari jati diri. Peran guru khususnya guru agama islam, dapat mengarahkan perilaku dan kepribadian anak menjadi berbudi pekerti yang luhur.
            Guru pendidikan agama islam membawa peran yang penting dalam mengarahkan akhlak dan perilaku anak khususnya remaja. Mereka diajarkan ajaran agama dan diajarkan untuk berbuat yang baik sesuai dengan ajaran agama islam. Mereka membekali remaja dengan akhlak yang mulia. Sebagai pemegang amanat, guru pendidikan agamai islam bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya, Allah bersabda dalam Q.S An-Nisa : 58 yang artinya:
            Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
            Al-Nahlawi berpendapat bahwa tugas pokok guru dalam pendidikan Islam adalah:
  1. Tugas pensucian. Guru hendaknya mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan diri dengan Allah, menjauhkan dari keburukan, dan menjaga agar tetap berada pada fitrahnya.
  2. Tugas pengajaran. Guru hendaknya menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk diterjemahkan dalam tingkah laku dan kehidupannya.









BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dengan kemajuan zaman yang sangat pesat saat ini pola tingkah laku maupun gaya hidup remaja mengalami perubahan. Persiapan secara fisik maupun mental yang kurang membuat psikologi remaja menjadi terganggu dan emosinya cenderung tidak stabil . Terganggunya psikologi pada remaja dan masih labilnya emosi menyebabkan remaja berperilaku menyimpang (kenakalan remaja). Bentuk kenakalan remaja secara garis besar dibagi menjadi empat, yakni delinkuensi individu, delinkuensi situasional, delinkuensi sistematik, dan delinkuensi komulatif. Penyebab dari kenakalan remaja ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal maupun eksternal. Kenakalan remaja ini dapat ditanggulangi dengan cara preventif, represif, koersif, maupun persuasif. Peran dari guru agama islam disini sangatlan penting karena mereka diajarkan ajaran agama dan diajarkan untuk berbuat yang baik sesuai dengan ajaran agama islam dan mereka membekali remaja dengan akhlak yang mulia. Selain itu tugas pokok seorang guru dalam pendidikan islam, yakni pertama, tugas pensucian. Guru hendaknya mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan diri dengan Allah, menjauhkan dari keburukan, dan menjaga agar tetap berada pada fitrahnya. Kedua, tugas pengajaran. Guru hendaknya menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk diterjemahkan dalam tingkah laku dan kehidupannya.

No comments:

Post a Comment