Blog Archive

Saturday, January 9, 2016

INTUISI DALAM ISLAM

A.    PENGERTIAN INTUISI

Intuisi adalah kegiatan berfikir yang tidak analitis, tidak berdasarkan pada pola berfikir tertentu. Pendapat yang berdasarkan intuisi ini timbul dari pengetahuan yang terdahulu melalui suatu proses berfikir yang tidak disadari. Ada pendapat yang mengatakan, bahwa intiusi merupakan pengalaman puncak. Pendapat lain mengatakan, bahwa intuisi merupakan intelegensi yang paling tinggi.Intuisi hanya diberikan Tuhan kepada jiwa manusia yang bersih dan dirasakan sebagai getaran hati nurani yang merupakan panggilan Tuhan untuk berbuat sesuatu yang amat khusus.
Menurut David G. Myers Intuis adalah kemampuan manusia untuk memperoleh pengetahuan langsung atau wawasan langsung tanpa melalui observasi atau penalaran terlebih dahulu. “Pemikiran intuitif itu layaknya persepsi, sekelebat, dan tanpa usaha.
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran tertentu. Intuisi ini dapat bekerja dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar. Artinya suatu permasalahan itu muncul dalam keadaan orang itu tidak sedang menggelutinya, tetapi jawaban serta merta muncul dibenaknya.
Berbagai potensi yang ada pada diri kita ini seyogyanya dimanage atau dikelola dengan baik, kemudian digunakan secara optimal dalam hidup ini dan akhirnya yang sangat penting adalah mengendalikan potensi tersebut agar selalu dapat memberikan kesuksesan, kebaikan, kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup, baik di dunia maupun di akherat nanti.

B.     MACAM-MACAM INTUISI

1. Khatir
Khâtir ialah bisikan yang menghunjam ke dalam hati seseorang tanpa diduga olehnya. Bisikan pada khâtir lebih terarah pada perintah untuk melakukan sesuatu.Khatir juga disebut bekas-bekas yang timbul di dalam hati seseorang, yang mendorongnya dan mengajaknya untuk melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan. karena berubah-ubahnya hati. Semua khatir yang timbul di hati seseorang itu sebenarnya dari Allah Ta’ala.

2. Ilham
Potensi intuitif manusia yang mengajak pada kebaikan. Intuisi ini bisa bersifat Rabbani atau intuisi Ilahi dan bisa dari bisikan malaikat atas ijin Allah. Fenomena ilham dalam masyrakat islam khususnya dan dalam hati seorang muslim merupakan fenomena yang bisa terjadi menurut syara’.
Ilham ini sering terjadi di lingkungan ummat, bahkan sering dialami oleh setiap orang itu sendiri atau disaksikan dari orang-orang di sekitar mereka, jika mereka melakukan sesuatu hal yang termasuk kategori perjalanan menuju Tuhan.
Di sini, cakrawala dan perasaan qalbiyah bisa dirasakan seseorang apabila memiliki nash-nash yang qath’i atau pasti yang dengannya dia merasa tenang sehingga apa yang dirasakannya adalah benar, karena nash-nash Rabbani memberikan penjelasan kepadanya tentang hakikat dunia jiwa, hati dan akal dan apa yang mungkin terjadi atau dialami oleh ketiganya.

3. Ilmu laduni
Dalam ilmu tasawuf, ilmu laduni dianggap ilmu yang paling tinggi dibandingkan ilmu-ilmu lainnya. Ilmu laduni merupakan ilmu yang dikaruniakan Allah SWT kepada seorang secara tiba-tiba tanpa diketahui bagaimana proses awalnya, sehingga orang menerimanya dapat langsung menguasai ilmu tersebut tanpa belajar.
Secara etimologi atau bahasa ilmu laduni terdiri atas dua kata bahasa arab, “ilmu” dan “laduni”, kata ilmu diartikan dengan pengetahuan (knowledge), sedangkan laduni adalah hidayah dari Allah. Jadi ilmu laduni adalah pengetahuan yang datang dari sisi Allah yang diberikan kepada manusia.
Menurut pandangan psikologi, ilmu laduni disebut dengan pengetahuan diam-diam (Tacit knowledge) atau pengetahuan implicit, yang dipelajari melalui pengalaman tetapi tanpa intense. Dan pengetahuan diam-diam ini tidak bisa diakses secara biasa oleh kesadaran.

4.      Waswas
Wawas merupakan bisikan dari setan dan hawa nafsu yang mengajak negative berprilaku menyimpang. Disebut juga gerak hati yang datang dari setan dan hawa nafsu tetapi sebenarnya ini timbul sesudah adanya ajakan dari setan dan hawa nafsu. Seperti yang dijelaskan di surat al-An’am ayat 112 yang artinya:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki , niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.”

5.      Firasat
Firasat adalah kekuatan yang diberikan Allah tersebut, tidak hanya terbatas kepada cara memandang, melihat, memutuskan suatu perkara ataupun mencarikan jalan keluar. Akan tetapi, kekuatan tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan ini. Orang yang beriman mempunyai kelebihan kekuatan dalam bersabar menghadapi ujian dan cobaan, karena dia yakin bahwa hanya Allah-lah yang mampu menyelamatkan dan memberikan jalan keluar dari ujian tersebut, sekaligus berharap dari ujian tersebut, bahwa dia akan mendapatkan pahala di sisi-Nya dan akan menambah ketinggian derajatnya di akherat kelak.
Tanda- tanda firasat yang digunakan oleh seorang yang alim untuk mengetahui sebuah peristiwa, bukan hanya berupa “fahisah“ (kemaksiatan seperti zina dan sejenisnya) saja, akan tetapi tanda-tanda itu bisa juga berupa penyelewengan dari manhaj Al Quran secara umum dan penyelewengan dari disiplin ilmu yang benar, walaupun kadang, penyelewengan tersebut dilakukan dengan tidak sengaja, seperti : tidak adanya amar ma’ruf dan nahi mungkar didalam suatu masyarakat, atau bahkan ada perbuatan amar ma’ruf dan nahi mungkar, tetapi tidak dilandasi dengan ilmu syar’i yang benar.

6. Wahyu
Dalam syariat Islam, wahyu adalah qalam atau pengetahuan dari Allah, yang diturunkan kepada seluruh makhluk-Nya dengan perantara malaikat ataupun secara langsung. Kata "wahyu" adalah kata benda, dan bentuk kata kerjanya adalah awha-yuhi, arti kata wahyu adalah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat.
Selanjutnya dijelaskan lebih dalam bahwa pengertian makna wahyu meluas menjadi beberapa makna, di antaranya adalah sebagai:
  • Perintah
  • Isyarat, seperti yang terjadi pada kisah Zakaria
Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda." Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat." Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang." (Maryam 10-11)


C.     QUANTUM LEARNING ISLAMI.

Metode Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan,penuh kegembiraan dan bermanfaat.
tujuan Quantum Learning menurut pandangan Islam adalah membina manusia guna mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya. Manusia yang dibina adalah mahluk yang memiliki unsur-unsur material (jasmani) dan inmaterial (akal dan jiwa). Pembinaan akal menghasilkan ilmu. Pembinaan jiwa menghasilkan kesucian dan etika, sedangkan pembinaan jasmani menghasilkan keterampilan. Dengan penggabungan unsur-unsur tersebut, terciptalah makhuk dwidimensi dalam satu keseimbangan, dunia dan akhirat, ilmu dan amal
Penerapan metode Quantum learning seperti kegiatan tadabbur alam misalnya,mengantar siswa untuk mengetahui kebesaran Allah bukan lewat teks tapi langsung melihat dalam alam nyata.Dalam belajar para siswa tidak hanya dituntut untuk mempelajari,menekuni, dan menguasai berbagai pelajaran dalam bentuk teori saja seperti membaca dan menulis.Namun mereka juga diarahkan untuk dapat melakukan kerja praktek di lapangan melalui berbagai kegiatan “ekstra kurikuler” sesuai konsep pendidikan islam,yang dapat diambil manfaatnya dan dapat menghasilkan pengalaman belajar .






















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dalam iman yang benar, ibadah dan mujahadah yang benar, terdapat cahaya yang Allah tanamkan di dalam hati hamba-hambaNya yang dikehendaki-Nya. Dan jelas sekali iman sesungguhnya dinisbatkan dengan meningkatnya kesehatan, kebahagiaan, pengendalian, karakter, kedermawanan, dan keikhlasan.
Jika dalam diri sendiri dapat jujur, dapat di ketahui mana yang benar. Di kegelapan malam, kaum teis dan ateis akan memiliki momen masing-masing ketika mereka bertanya-tanya apakah sisi lain mungkin mengandung kebenaran.
Mungkin seluruh intuisi spiritual adalah ilusi. Akan tetapi jika dapat membuktikan hakikat realitas mutlak, kita tidak akan membutuhkan iman untuk menempati spekulasi kita akan eksistensi Tuhan.
Maka dari itu segala gambaran yang dilihat kita harus tinjau dengan keimanan yang kuat dan hati yang bersih agar semua tidak tertipu oleh muslihat-muslihat yang menyesatkan. Dan semoga Allah selalu memberi maghfirah dan rahmatNya untuk semua umat manusia.

Metode Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan,penuh kegembiraan dan bermanfaat.

tujuan Quantum Learning menurut pandangan Islam adalah membina manusia guna mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya

No comments:

Post a Comment